Ultimatum Menpora Terkait Cabor-cabor yang Terlibat Dualisme

Posted on

Menpora Erick Thohir mengultimatum cabang-cabang olahraga yang terlibat dualisme kepengurusan untuk segera menyelesaikan sengketa. Ia juga mendorong peran Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Pernyataan itu ditegaskan Erick melalui surat yang dikirimkan kepada Ketua Umum KOI dan KONI pada 1 Oktober lalu. Diketahui, ada empat cabang olahraga yang tengah bersengketa buntut dari kepemimpinan induk organisasi ganda.

Cabor-cabor itu ialah tenis meja, anggar, tinju, dan sepak takraw. Dualisme pun sudah berjalan bertahun-tahun dan tanpa ada penyelesaian yang tepat. Imbasnya, atlet-atlet menjadi korban karena mereka tidak bisa membawa nama bangsa bertanding di berbagai ajang internasional.

Nah, Erick ingin persoalan ini segera selesai agar bisa menentukan langkah selanjutnya menyesuaikan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), dalam rangka mewujudkan kedigdayaan Indonesia di pentas olahraga dunia sesuai Asta Cita Presiden Prabowo.

“Masalah dualisme ini harus segera diselesaikan. Setelah itu baru kita bisa konsolidasi Desain Besar Olahraga Nasional. Selanjutnya kita bisa bicara mengenai PON, SEA Games, Asian Games dan Olimpiade akan seperti apa,” ujar Erick dalam keterangan tertulisnya Selasa (4/11/2025).

Menpora Erick mengimbau agar KOI dan KONI mengambil peran strategis untuk bisa berembuk dan mendorong penyelesaian sengketa kepengurusan pada empat cabor tersebut, secara musyawarah dan mufakat sesuai Undang-Undang Keolahragaan.

Menpora berusia 55 tahun itu bahkan memberikan batas waktu penyelesaian dualisme paling lambat tiga bulan sejak surat dikirimkan, atau akhir Desember 2025.

“Kami di Kemenpora telah melakukan introspeksi dengan perbaikan tata kelola internal, maka kami ingin KOI, KONI dan para pengurus federasi olahraga juga bisa melakukan introspeksi masing-masing dan duduk bersama untuk menyelesaikan masalah secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Karena musyawarah adalah landasan membangun bangsa dan negara,” kata Erick.

“Tiga bulan adalah waktu yang cukup untuk menyelesaikan sengketa kepengurusan cabang olahraga ini. Jika sampai akhir tahun tidak kunjung tuntas, maka kami Kemenpora akan mengambil alih dan membuat keputusan untuk menyelamatkan para atlet kita, menyelamatkan prestasi olahraga kita.”

“Sudah terlalu lama para atlet menjadi korban. Maka saya ingatkan kembali kepada para pihak untuk melepaskan kepentingan pribadi dan ego masing-masing demi kejayaan olahraga kita,” tutup Menpora Erick.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *