Kepala Pelatih Tunggal Putri Utama Pelatnas PBSI Imam Tohari memberikan evaluasi terhadap penampilan Putri Kusuma Wardani. Salah satunya soal konsistensi.
Putri sempat tampil meyakinkan sebelum akhirnya di babak final Hylo Open harus mengakui keunggulan Mia Blichfeldt di Saarbrücken, Jerman. Putri kalah dari tunggal putri Denmark tersebut dengan skor 11-21, 21-7, 12-21.
Meski Putri belum berhasil meraih gelar juara, Imam menilai hasil tersebut merupakan pencapaian penting dalam proses pembinaan jangka panjang sektor tunggal putri Indonesia.
“Untuk di Hylo Open ini Putri performanya masih kurang maksimal karena fokusnya di lapangan terkadang hilang dan ini yang membuat Putri banyak melakukan kesalahan sendiri,” kata Imam dalam keterangannya Selasa (4/11/2025).
“Sebenarnya peluang Putri untuk keluar menjadi juara terbuka cukup lebar apalagi menilik rekor head to headnya seimbang dan pertemuan terakhir dimenangkan oleh Putri. Tetapi ini adalah pertandingan final yang tentunya memang berbeda dari partai lainnya, pasti lebih tegang untuk semua pemain,” ujarnya.
Menurut Imam, pengalaman Putri tampil di final Hylo Open Super 500 bisa menjadi kesempatan berharga bagi Putri agar lebih berkembang dan belajar dari situasi nyata menghadapi tekanan tingkat tinggi. Ke depannya, tentu masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan.
“Secara keseluruhan saya menilai adanya peningkatan performa dari sisi teknik, fisik dan strategi bermain Putri KW di tahun 2025 ini walaupun penampilannya masih belum konsisten,” kata Imam.
“Dari segi teknik, bola-bola atas (smes) lebih dipoles lagi. Variasi pukulannya kemudian dari segi fisik untuk speed dan power nya harus lebih baik lagi. Dan yang paling penting kita akan tingkatkan fokus Putri di lapangan,” tuturnya.
Dengan kesiapan yang lebih baik, Imam menargetkan Putri bisa masuk top 5 dunia. Saat ini, pebulutangkis berusia 23 tahun itu masih menempati peringkat ketujuh per tanggal 28 Oktober 2025.
“Target saya ke depannya Putri bisa masuk ranking 5 besar dunia,” ujar Imam.






