Kisah Richard Winata dan Mimpi Jadi Atlet Binaraga Kelas Dunia

Posted on

Bermimpilah setinggi-tingginya, mungkin itu ucapan yang pas untuk menyemangati Richard Winata. Dia adalah atlet binaraga muda yang tengah meniti jalan menuju kesuksesan.

Richard, 18 tahun, adalah atlet binaraga natural termuda di bawah naungan Tamio Academy dan Idachi Fitness Jakarta. Richard bukanlah anak dengan latar belakang keluarga berkecukupan.

Di usia yang belum genap 20 tahun, Richard sudah harus membanting tulang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Baru-baru ini Richard harus membagi waktu latihannya dengan profesi sebagai sales promotion boy (SPB) di event Pekan Raya Jakarta yang selesai pertengahan bulan lalu.

Kesibukannya sebagai SPB itu membuat Richard harus melanggar pantangan sebagai atlet binaraga, yakni menjaga pola dan asupan makanan.

“Saya Kemarin sempat makan jorok sekali ketika saya bekerja sebagai SPB di PRJ, padhal waktu sisa 4 minggu lagi. Jadi yang saya lakukan adalah saya kardio 4 jam sehari dan sauna 45 menit sehari. Makanan pun saya cut hingga 700-1000 Calorie saja, memang pasti akan ada banyak otot yang kekikis, cuma apa boleh buat? Saya kejar conditioning,” ucap Richard dalam rilis kepada detikSport.

Meski demikian, Tamio Academy melihat Richard punya potensi besar untuk menjadi atlet berprestasi. Itulah mengapa Tamio Academy mensponsori Richard untuk ikut tanding di ajang WNBF Malaysia Pro Qualifier 3 Agustus lalu.

Richard mendapat sokongan penuh, tak cuma peralatan tanding berupa celana khusus dari Tamio Wear, tapi juga suplemen yang mendukungnya untuk bertanding. Dukungan itu berbuah manis untuk Richard.

Dia berhasil meraih medali emas di kelas Overall Teen Champions. Tidak cuma medali emas, Richard juga mendapat hadiah-hadiah menarik lainnya dari turnamen itu.

WNBF (World Natural Bodybuilding Federation) merupakan Federasi Binaraga Natural papan atas yang paling bergengsi di seluruh Dunia. Dengan tes doping yang sangat ketat, yakni darah, urine, dan poligraf (test kejujuran), mereka bisa mendeteksi apakah atlet berbuat curang atau tidak.

Ini berkat alat lafayette X5000 yang biasa dipakai oleh FBI/CIA untuk menginterogasi kriminal kelas kakap. Tes urinnya juga memakai alat terbaru dengan List WADA, sehingga bisa mendeteksi HGH bahkan Peptides.

“Saya senang sekali bisa meraih medali emas di Malaysia. Ini bisa jadi motivasi untuk saya tampil lebih baik ke depannya,” sambung Richard.

Kemenangan Richard ini juga membuat sang guru sekaligus binaragawan, Oscar Tamio, senang bukan main. Sebab upayanya selama ini membentuk Richard hingga jadi atlet berprestasi sudah membuahkan hasil.

Oscar tidak cepat puas dan ingin meningkatkan lagi kemampuan Richard ke depannya.

“Dia ini masih muda dan finansial nya belum stabil karena dia belum bekerja. Tetapi dia pekerja keras yang disiplin dan badannya sangat bagus untuk umurnya. Oleh karena itu saya dan Owner Idachi Fitness setuju dan sepakat untuk meringankan beban dia untuk bertanding, oleh karena itu kami berikan sponsorship dan beasiswa,” ujar Oscar.

Harapan Oscar dan Eric Jonathan Selaku Pendiri Tamio Academy sekaligus pemilik Idachi Fitness adalah ke depannya semakin banyak anak-anak muda binaraga natural yang mampu dibina oleh pemerintah agar mencapai prestasi yang maksimal.

“Indonesia ini tidak kurang atlet-atlet luar biasa, tetapi kami kurang pembinaan dan pendanaan. Kami berharap pemerintah bisa lebih peduli dengan olahraga ini agar bisa membawa harum binaraga Indonesia di mata dunia,” demikian Oscar.