Furgon Habbil Winata pernah menjadi korban bullying pada saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Pengalaman buruk itu mengubahnya jadi pesilat terbaik Asia.
Furgon baru saja mengukir medali emas bagi Indonesia di Asian Youth Games 2025. Kian membanggakan karena pencak silat baru kali pertama dipertandingkan di multiajang olahraga terbesar se-Asia kelompok remaja tersebut.
Turun di kelas 51-55kg putra, Furgon tampil power dengan menghadapi para pesaingnya di Hall 1 Exhibition World Bahrain.
Pesilat berusia 16 tahun itu menaklukkan pesilat Kamboja, Daniel Phouk, dengan skor telak 51-1 di babak semifinal, kemudian menang meyakinkan atas pesilat tuan rumah Abdul Qassim dengan skor 81-10 di babak final.
Namun siapa sangka, latar belakang Furgon menjadi pesilat karena satu momen kurang mengenakkan pada saat kecil.
“Kalau cerita awalnya, saya mulai silat gara-gara dulu sering di-bully waktu SD. Jadi waktu SD kelas 1. Ada geng-geng kecil gitu yang suka jahil, dipimpin beberapa anak,” kata Furgon saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pada Rabu (22/10/2025).
“Kebetulan ada kakak dari ayah saya yang menjadi guru di sekolah itu. Tapi beliau tidak melatih saya langsung. Lalu ayah bilang, ‘Kalau begitu, kamu saat kelas 2 SD masuk silat saja, supaya punya basic bela diri untuk menghadapi orang-orang jahil,” tuturnya.
Setelah itu, atlet yang kini duduk di kelas 1 SMA Lubuk Basung, Sumatra Barat ini mulai menjalani latihan.
Diakuinya, saat itu belum terlalu serius lantaran masih anak-anak. Baru lah memasuki kelas 4 SD, ia mulai mengikuti sejumlah pertandingan dan terus berlanjut sampai saat ini. Beberapa prestasi pun satu per satu mulai ia dapatkan.
Mulai dari juara Prapopnas zona 1 pada tahun 2024, Indonesia Open International di Sumatra Utara, hingga Kejurnas Remaja di Jakarta dan terpilih menjadi pesilat terbaik. Kini, ia tak hanya terbaik nasional, tapi juga Asia.
“Alhamdullilah sangat senang sekali serasa mimpi menjadi kenyataan. Kerja keras terbayarkan dengan ini (emas AYG),” katanya.
Furgon menyadari rentetan prestasi ini tak bisa diperoleh dengan kekuatan sendiri. Untuk itu, ia berterima kasih kepada orang-orang yang terus membantunya.
“Yang pertama tentu untuk kedua orang tua saya yang selalu mendukung, memberi semangat, dan mendoakan saya,” ujarnya.
“Terima kasih juga untuk Coach Tika yang memberi instruksi dan support selama pertandingan Asian Youth Games. Dan yang paling penting, untuk pelatih saya sejak kelas 2 SD sampai sekarang, Bang Jeffrey Junior D, orang Sumbar juga,” ucap Furgon.
“Saya berharap bisa lebih kuat lagi ke depannya, tetap rendah hati, dan berlatih lebih keras untuk pertandingan berikutnya,” ujarnya.