Kisah Atlet Rendi Setia: Dulu Voli, Kini Rowing

Posted on

Atlet rowing Indonesia Rendi Setia tengah bersiap menjalani debutnya di SEA Games 2025. Berpasangan dengan atlet kawakan La Memo, ia menargetkan medali emas.

Di Situ Cipanunjang Pangalengan, Rendi menjalani latihan bersama rekan-rekannya yang lain. Ia mengangkat beban untuk menempa fisiknya. Kebetulan sore itu hari hujan sehingga para atlet rowing berlatih di tempat gym, yang berada satu kawasan dengan mess dan Pelatnas mereka.

Rendi mengatakan persiapan berat terus dilakukan menuju SEA Games di Thailand, 9-20 Desember ini. “Persiapan kami seperti biasa mengikuti program yang dikasih oleh pelatih. Cukup berat juga sih untuk persiapan SEA Games agar memenuhi target medali emas,” kata Rendi dalam perbincangan dengan detikSport.

Rendi punya alasan latihan keras perlu dilakukan. Dua negara seperti Thailand dan Vitenam berpeluang menjadi tantangan terberat mereka di nomor men’s double sculls.

“Tapi di latihan untuk catatan waktu cukup lebih baik lah. Kemarin juga mengikuti Asian Rowing Championship, walaupun dapat peringkat keempat, tapi waktunya masih nomor satu untuk Asia Tenggara,” tuturnya.

Tampil di SEA Games menjadi hal yang baru bagi atlet kelahiran Ciamis, 18 Juli 2003 tersebut. Di sisi lain, ia sudah pernah tampil di ajang multievent Asian Games 2023 Hangzhou. Rendi bahkan meraih medali perunggu di nomor men eight bersama rekan-rekannya yang lain.

“Ia karena waktu SEA Games 2021 itu aku enggak lolos Timnas rowing. Sementara waktu di Kamboja, rowing tidak dipertandingkan oleh tuan rumah. Jadi kesempatan mainnya baru di Thailand nanti,” ujarnya.

Lebih Dulu Tekuni Voli

Rendi pada awalnya merupakan atlet voli. Ia menggelutinya sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Sayangnya, peruntungannya di cabang tersebut tak sementereng rowing. Apalagi, klub-klub di daerahnya Pangandaran juga sangat minim, sehingga perkembangan prestasinya pun sulit naik.

Baru lah, saat duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Atas (SMA) seorang guru olahraga tempat dirinya menimba ilmu di kawasan Pangandaran menawarkan Rendi untuk masuk tim rowing.

“Awalnya agak berat karena masih suka voli. Ini juga baru lihat dan dengar juga dayungnya mundur. Ya lumayan susah juga (adaptasi cabor darat ke air). Beberapa kali naik kemudian jatuh, naik, jatuh, kayak gitu, sampai tiga bulan baru lumayan lancar belajar rowing,” kata Rendi.

Pada Desember 2020, Rendi lolos seleksi nasional untuk Pelatnas SEA Games 2021. Tapi sayangnya, ia gagal bersaing dan tak masuk dalam tim yang diberangkatkan.

“Belum rezekinya masuk tim di situ. Akhirnya, 2021 aku ikut PON Papua dan raih emas untuk mewakili Jawa Barat. Dari sana kemudian saya masuk Pelatnas Asian Games 2023 dan dapat medali perunggu.”

Dukungan Besar dari Orang Tua

Meskipun terkesan cepat, pindah cabang olahraga tak semudah seperti membalikkan tangan. Butuh adaptasi dan mental yang kuat. Rendi menyadari itu, bahkan ia sempat ingin balik kanan.

“Olahraga rowing berat banget kayak tangan tuh lecet, mandi susah, nangis, kayak pengen pulang saja enakan di voli karena berat awal-awalnya. Tapi orang tua itu selalu support dan apa pun yang saya lakukan dicabor apa pun harus kuat,” ungkap peraih tiga emas PON 2024 ini.

“Saat itu, saya sih mikirnya kalau bukan saya siapa lagi dari keluarga. Makanya saat dapat perunggu di Asian Games itu senang banget dan terharu karena baru pertama kali lomba di kejuaraan level Asia. Itu yang bikin jadi ketagihan buat event rowing selanjutnya.”

“Seharusnya 2023 di Kamboja juga (main) tapi enggak dipertandingkan tuan rumah terpaksa harus menunggu lama, PON dulu baru SEA Games sekarang,” lanjutnya.

Sebab butuh waktu dan proses untuk main di SEA Games, Rendi berharap bisa meraih medali emas di multiajang olahraga Asia Tenggara pertamanya.

“Target saya juara dan untuk berikutnya semoga bisa lolos Olimpiade 2028,” kata Rendi.