Jafar Hidayatullah/Felisha Pasaribu mendapat pelajaran penting, meski pahit, setelah kalah di babak kedua Indonesia Open 2025. Kesalahan di poin-poin kritis seharusnya bisa dihindari.
Dalam pertandingan di Istora Gelora Bung Karno (GBK), Kamis (5/6/2025), Jafar/Feli kembali berjumpa pasangan Jepang Hiroki Midorikawa/Natsu Saito.
Di pertemuan kedua ini, hasilnya hampir sama dengan laga sebelumnya saat jumpa di Kejuaraan Asia 2025. Jafar/Feli kembali menelan kekalahan usai bertanding tiga gim dengan skor 21-23, 21-14, 20-22.
“Kalau saya rasa dibandingkan waktu di BAC (Badminton Asia Championship), mainnya bisa lebih sabar. Tadi berasa juga lawan seperti sudah sama-sama paham dibandingkan pertemuan pertama. Mereka sudah membaca kelemahan kita,” kata Feli.
“Tadi kesempatan kami menang juga ada. Tapi enggak tahu ya kenapa, kalahnya kayak poin-poin krusial lagi. Mungkin itu saja sih yang harus dibenahi, yang paling pentingnya,” ujarnya.
Jafar juga menilai kekalahan hari ini menjadi pelajaran penting baginya dan Feli untuk turnamen-turnamen selanjutnya. Ada sejumlah hal yang mereka jadikan pelajaran.
“Ya walaupun hasilnya belum bisa menang. Tadi kami sudah mengeluarkan yang terbaiklah, cuma memang di gim ketiga, mereka mulai menyerang terus defence kita. Sering jebol-lah, sering mati, kita memaksa turun, memang pemain cowok bagus banget, jadi kita agak bingung saja di sananya,” kata Jafar.
“Mungkin defence-nya dikuatkan lagi dan tenaganya ditambah lagi. Fisiknya juga karena tadi juga tak mudah dan banyak menguras tenaga. Jadi pengaruh ke fokus,” ungkap juara Taipei Open 2025.
Setelah Indonesia Open 2025, atlet-atlet bulutangkis Indonesia akan memiliki waktu sekitar sebulan untuk kembali menempa diri. Terdekat, turnamen yang diikuti Japan Open di Tokyo, Jepang, 15-20 Juli.
“Apa yang mau dicapai pasti juara. Maunya level 500 lah bisa dapat,” kata Feli soal target ke depan.
