Gregoria Mariska Targetkan Bisa Main Lagi di Japan Open 2025

Posted on

Pebulutangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung menargetkan comeback di turnamen BWF Japan Open pada pertengahan Juli 2025. Ia optimistis bisa mengejar ketertinggalan.

Jorji, sapaan karibnya, tengah dalam pemulihan setelah menderita sakit vertigo. Saat ini, pemulihannya masih bertahap. Mulai dari akupuntur hingga rutin mengecek kondisi ke rumah sakit tiap sepekan sekali.

Selain itu, peraih medali perunggu Olimpiade Paris 2024 itu juga mendapat pendampingan selama masa pemulihan, terutama saat latihan keseimbangan.

“Karena selama vertigo aku sangat menghindari gerakan-gerakan cepat, bahkan aku kayak kena lampu gitu kan enggak bisa. Jadinya memang harus pelan-pelan, kayak terapi gitu ya bahasanya,” kata Gregoria dalam jumpa persnya di Media Center Indonesia Open, Rabu (4/6/2025).

“Aku punya satu orang yang mendampingi aku setiap hari. Pastinya (pendamping) ini sangat membantu karena dia juga bisa tahu kondisi saya seperti apa, dan juga bisa laporan langsung ke pelatih atau kepala pelatih,” ujarnya.

Dengan persiapan dan latihan yang dilakukan bertahap itu, Gregoria berharap bisa lekas tampil di turnamen-turnamen BWF.

“Kalau dibilang aku ingin cepat main? Pastinya ingin segera ya, cuma kalau bisa dibilang sekarang ini aku mungkin masih di sekitar untuk main bulutangkis bisa,” ujarnya.

“Tapi kalau untuk level yang tinggi sepertinya perlu recovery sekitar mungkin sebulan ini, dan aku berharap banget untuk bisa main di Japan Open sih.”

Japan Open akan berlangsung di Tokyo, Jepang, pada 15-20 Juli mendatang. BWF World Tour Super 750 itu akan memperebutkan hadiah total 950 ribu dolar AS.

“Berdoa semoga tidak kambuh lagi dan aku bisa lebih disiplin lagi. Semoga penanganan aku dan segala recovery yang aku lakukan bisa bisa bikin aku cepat balik ke pertandingan lagi,” lanjutnya.

Berkaitan dengan proteksi ranking, agar tidak melorot jauh saat nanti main lagi, juara Japan Masters 2023 itu belum ada niatan untuk melakukan hal tersebut. Ia juga tidak yakin durasi absennya memenuhi syarat.

“Kalau proteksi ranking minimum tuh tiga bulan, dan aku rasa kalau ingin main di Japan Open, tiga bulan itu enggak cukup sih. Jadi aku, pelatih, dan yang lain optimistis untuk bisa ikut Japan Open,” Gregoria mempertegas.