KONI DKI Jakarta ingin memerangi penggunaan doping di Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) dan Pekan Olahraga Pelajar Provinsi (POPPROV 2025). Mereka pun menggandeng Indonesia Anti-Doping Organization (IADO).
IADO memberikan edukasi kepada para atlet yang berlaga di PORPROV dan POPPROV 2025, 4-8 Agustus 2025.
Edukasi kepada para atlet dianggap penting demi mencegah penyalahgunaan doping. IADO berharap para atlet memahami dan mengerti tentang makanan dan minuman yang dilarang untuk dikonsumsi.
“IADO hadir untuk pertama kalinya. Kami memberikan edukasi kepada atlet tentang anti doping,” ujar Presiden Educator Licence IADO, Hadi Wihardja, kepada wartawan di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Rabu (6/8).
IADO sudah memberikan edukasi secara bergiliran ke cabor-cabor, termasuk ke pencak silat dan bulutangkis.
“KONI DKI memerintahkan kepada kami untuk melakukan edukasi ke lima cabor. Kami lakukan edukasi bergiliran tergantung permintaan per cabang, Pencak Silat dan Bulutangkis. Tiga cabor lagi sedang berjalan,” sambung Hadi.
Hadi mengaku bangga karena para atlet kontingen Jakbar, Jaksel, Jakut dan Jaktim serta Kepulauan Seribu yang begitu antusias diberikan edukasi soal soal doping. Para atlet diklaim sudah memahami tentang 11 pelanggaran doping yang menjadi acuan IADO.
“Ada 11 pelanggaran yang dilarang oleh IADO. Kami harap para atlet mengerti dan memahaminya,” papar Hadi.
Diketahui 11 pelanggaran anti-doping yang berlaku untuk atlet diantaranya keberadaan zat terlarang dalam tubuh, penggunaan zat terlarang, menghindari atau menolak untuk diambil sampel, gagal mengisi whereabouts, merusak atau mencoba merusak bagian doping control, dan kepemilikan zat terlarang.
Lalu ada juga, perdagangan zat terlarang, mencoba memberikan zat terlarang pada atlet, terlibat dalam upaya menutupi tindakan pelanggaran doping, berasosiasi dengan atlet atau personil pendukung atlet yang sedang terkena sanksi, dan bertindak mencegah atau membalas pelaporan ke pihak yang berwenang.
Ketua PB PORPROV 2025 Andri Paranoan menambahkan edukasi kepada para atlet tersebut adalah komitmen Jakarta untuk memerangi doping. Sebab memerangi doping harus dilakukan sejak dini.
“KONI DKI komitmen untuk memerangi doping, dan ini menjadi komitmen KONI DKI yang berkolaborasi dengan Dispora DKI Jakarta,” bebernya.