Federasi Gimnastik Indonesia (FGI) berkolaborasi dengan DKI Jakarta meramaikan Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Indonesia Arena, GBK, mulai Senin (20/10). Total ada 1000 anak SMP yang diundang.
Ketua FGI Ita Yuliati yang menyampaikan rencana tersebut dalam menjawab tantangan penonton di tribune Indonesia Arena, terutama di hari-hari kerja.
“Memang dari awal saya katakan bahwa challenge utama itu bagaimana menggiring crowd. Tapi sekarang kami sudah ada kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk DKI Jakarta,” kata Ita dalam jumpa persnya usai pembukaan Kejuaraan Dunia Senam 2025 pada Minggu (19/10/2025).
“Mereka (Jakarta) akan mengerahkan anak-anak SMP (Sekolah Menengah Pertama) untuk tanggal esok dan lusa. Mereka mengerahkan 1000 anak datang ke sini,” ujarnya.
Selain dengan DKI Jakarta, FGI juga telah melakukan komunikasi dengan beberapa komunitas agar datang ke Kejuaraan Dunia Senam 2025 yang akan digelar hingga 25 Oktober ini.
“Khususnya di pra-kualifikasi karena biasanya tak terlampui ramai. Kalau di final biasanya sudah mulai berdatangan,” ucap Ita.
Ita melanjutkan, pihaknya juga telah mengundang 20-30 atlet remaja berusia 12 sampai 15 tahun untuk datang ke Kejuaraan Dunia karena akan diadakan talent scouting oleh tim FIG.
“Kebetulan pada saat event ini berlangsung banyak sekali juri terbaik, kemudian pelatih, dan kami meminta kepada mereka mengadakan talent scouting pada 23 (Oktober). Para atlet ini akan dilihat potensinya dan memilah yang terbaik untuk dimasukan ke jangka panjang,” kata Ita.
Sementara itu, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari berharap Kejuaraan Dunia Senam 2025 dapat dijadikan momentum yang baik untuk belajar terutama bagi atlet dan pelatih yang berada di daerah.
Menurutnya, kegiatan ini dapat menjadi ajang transfer ilmu karena banyak pelatih dan wasit dari 70-an negara dalam mempersiapkan atletnya.
“Begitu pun untuk wasit juga. Apalagi ini pertama kali melibatkan teknologi AI (Artificial Intelligence). Tadi saya lihat langsung atlet setelah main itu langsung ada skoringnya dengan menggunakan teknologi AI,” kata Okto dalam kesempatan yang sama.
“Nah, ini transfer teknologinya bisa kita maksimalkan. Jadi kita jangan untungnya satu kali tapi kalau bisa berkali-kali. Bikin kegiatan tuan rumah sekaligus juga transfer teknologi, transfer knowledge, dari semua negara bisa diambil. Dan ini bisa membantu mendongkrak lebih banyak prestasi yang lahir,” ujar Okto.