Dejan Ferdinansyah Bicara soal Kandidat Pasangan Barunya

Posted on

Dejan Ferdinansyah enggan berspekulasi terkait pasangan barunya di ganda campuran. Baginya, pemain utama dan pratama tidak ada masalah.

Dejan tengah dalam posisi lowong setelah rekan duetnya, Siti Fadia Silva Ramadhanti, dipastikan berfokus di sektor ganda putri.

Saat ini, pelatih maupun Binpres masih belum memutuskan siapa atlet putri yang tepat menjadi partner Dejan di sektor ganda campuran.

Pelatih Kepala Ganda Campuran Rionny Mainaky sebelumnya mengatakan Dejan akan dicarikan atlet muda untuk menjalani turnamen-turnamen BWF mendatang.

Runner up Thailand Masters 2025 itu bahkan sudah sempat diajak bicara soal pergantian pasangan. Namun belum diputuskan siapa partner yang tepat untuk atlet pebulutangkis berusia 25 tahun tersebut.

“Obrolan terakhir itu mungkin mau dicoba pratama karena memang yang utama kan sudah punya pasangan masing-masing. Mereka juga sudah punya ranking juga, maksudnya rankingnya cukup baik juga. Jadi, mungkin bisa saja dipecah-pecah lagi, bagaimana pelatih,” kata Dejan saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Rabu (18/6/2025).

“Tapi untuk sekarang yang masih bisa dipecah banget itu kan yang pratama. Jadi si opsinya mungkin itu sih. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk sama yang utama juga,” tuturnya.

Dejan sejatinya tak masalah dipasangkan dengan atlet mana pun. Sebab, baik utama maupun pratama sama-sama memiliki plus minusnya masing-masing.

“Ada untung dan minusnya sih. Kalau yang pratama bisa di-push banget, lalu bisa ngobrol dengan pelatih, dan bareng-bareng. Tapi memang tak gampang, dari level bawah ke atasnya,” ujar Dejan.

“Saya pernah mengalami dengan Kak Gloria (Emanuelle Widjaja) banyak yang dipelajari dan butuh waktu. Tapi yang utama sudah terbentuk tinggal dijaga komunikasinya, karena kan sudah mengerti main mix seperti apa, pernah ada di level itu juga.”

“Mungkin yang utama lebih tidak terlalu banyak PR (Pekerjaan Rumah) nya. Tapi kalau yang pratama lebih banyak PR-nya, butuh waktu juga. Tapi lebih bisa di-push latihannya. Lebih jangka panjang? Iya. Itu bisa juga,” kata atlet kelahiran Garut, 25 tahun silam ini.

Runner up Thailand Masters 2025 ini juga tak masalah jika harus memulai turnamen dari level bawah. Semisal, dirinya dipasangkan dengan atlet muda dan belum memiliki ranking atas.

“Kalau saya pribadi sih saya sih enggak apa-apa. Enggak masalah mulai dari awal juga asalkan dikasih kesempatan berproses gitu lo. Maksudnya gini, ada beberapa pemain yang senior juga mereka partner yang junior juga enggak langsung juara. Contohnya Yuta (Watanabe), terus Tang Chun Man juga kan, Terry juga,” katanya.

“Enggak gampang lah mulai dari awal tapi saya pribadi sih, ya saya enggak masalah kalau memang harus mulai lagi dari awal lagi. Tapi yang mungkin butuh waktu. Enggak langsung kayak maksudnya langsung ingin punya hasil, engga lah.”

“Tapi kalau sudah sama-sama kuat, mau hasil ya ayo. Karena kan PR-nya tak terlalu banyak dan penyesuaiannya cepat. Ya contohnya saya dengan Fadia, baru partner enam bulan dengan keterbatasan latihan juga kadang di-mix, kadang di ganda putri tapi setidaknya bisa bersaing.”

“Kalah juga tak gampang dan yang unggulan karena Fadia pernah main di level atas walau bukan di-mix, saya juga ada. Jadi tinggal dikomunikasikan saja mau main seperti apa,” tambahnya.
Lantas apakah Dejan sudah mengetahui kapan keputusan terkait pendampingnya di ganda campuran?

“Enggak tahu sih. Belum ada omongan juga dari Pak BinPres. Maksudnya dari Pak Binpres bicara, ‘Okeh fixed ya sama ini,’ karena mungkin yang pratama (juga sedang) ke Solo dan minggu kemarin banyak rapat. Kan ada step-stepnya Mungkin dari Binpres ke pelatih lalu komunikasi ke saya. Cuma omongan-omongannya sudah ada sedikit tapi belum ketok palu,” kata Dejan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *