Indonesia Open 2025: Herry IP Canggung Datang ke Istora sebagai Lawan

Posted on

Herry Iman Pierngadi kembali ke Indonesia Open 2025 dengan perasaan campur aduk. Kini melatih Malaysia, ia sukses bawa ganda putra juara di berbagai kejuaraan.

Herry IP diketahui sudah melatih Malaysia sejak Februari lalu. Ia dikontrak Badminton Association Malaysia (BAM) untuk melatih Aaron Chia dan kawan-kawan.

Selama itu pula, pelatih berjuluk Naga Api itu sukses membawa dua pasang ganda putra, Aaron/Soh dan Man Wei Chong/Kai Wun Tee, menjadi juara di empat kejuaraan. Rinciannya, Aaron/Soh memenangi Kejuaraan Asia, Thailand Open, dan Singapore Open, sedangkan Malaysia Masters menjadi milik Man/Tee.

Terbaru, Herry IP juga mengantarkan Man/Tee melaju sampai semifinal Indonesia Open 2025. Namun, Man/Tee disingkirkan Sabar Karyaman Gutama/Moh. Reza Pahlevi dengan skor 18-21, 21-12,18-21.

Kembali berada di Indonesia Open 2025 tapi dengan membawa bendera berbeda, Herry IP mengaku kikuk.

“Ya, agak canggung saja sih. 20-an tahun saya bawa nama Indonesia tapi sekarang datang lagi bawa benderanya beda. Biar bagaimana pun kan saya tetap orang Indonesia,” kata Herry saat ditemui di Mixzone Indonesia Open, Istora GBK.

“Tapi kalau ketemu pemain Indonesia? Ya seperti dulu saja sih, mengundang makan, reunian. Kayak gitu lah.”

“Saling ejek? Enggak lah, biasa saja, kadang-kadang ada. Ya begitu normal buat saya hubungan itu tetap akan selalu ada di mana pun walau saya sekarang melatih di Malaysia. Hubungan itu tetap berjalan di negara mana pun, ya kalau ketemu kadang suka makan bersama. Enggak ada perbedaan lah, enggak ada ledekan,” ujarnya.

Herry juga mengaku sudah kerasan melatih di Malaysia. Ia menikmati kehidupan barunya di Negeri Jiran.

“Sudah kerasan ya. Satu, dari tempat saya tinggal ke lokasi latihan itu cuma 15 menit, dekat. Enggak ada macet, enggak ada apa gitu. Jadi lebih dari kehidupan hari-hari itu kita lebih enjoy,” Herry mengungkapkan.

“Lalu udaranya enggak ada polusi, bagus. Makanan hampir sama, cuma enggak ada ketoprak, gado-gado saja. Lidah Indonesia susah meski ada nasi lemak, tetap beda,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *